Jumat, 20 Mei 2011

POLEMIK LIBYA DAN KOALISI

Perginya Khadafi dari Libya Tidak Terelakan

PEKANBARU-Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menilai lengsernya Moammar Khadafi dari kursi kepimpinan di Libya, sudah tidak terelakan. Pernyataan Obama sejalan setelah pihak North Atlantic Treaty Organization (NATO) mengintensifkan serangan ke Libya.
"Waktu berjalan menentang Khadafi. Ia tidak memegang kendali atas negaranya. Pihak oposisi sudah mengorganisir Dewan Pemerintahan Transisi yang legal dan kredibel," ungkap Presiden Obama seperti dikutip Reuters, Jumat (20/5/2011).
"Saat Khadafi tak terelakan lagi meninggalkan kekuasaannya dari Libya. Proses transisi ke demokrasi di Libya akan dapat berjalan dengan damai," lanjutnya.
Namun pernyataan Obama ini dianggap tidak relevan oleh pihak Libya. Juru bicara Pemerintah Libya Mussa Ibrahim menilai Obama terlalu banyak bermimpi. 
"Obama bermimpi. Dia terlalu mempercayai kebohongan yang disebarkan oleh segelintir orang di pemerintahannya dan media di dunia," tutur Mussa Ibrahim.
Lebih lanjut Ibrahim menegaskan, bukan Obama yang memutuskan Khadafi lengser dari jabatannya, tetapi rakyat Libya sendiri. 
Sementara dengan melakukan tindakan di bawah mandat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), NATO melakukan serangan udara yang ditujukan untuk menghentikan kegiatan militer Khadafi terhadap pihak oposisi. 

Pesawat NATO dikabarkan berhasil menenggelamkan delapan kapal perang pada sebuah serangan yang dilakukan di Tripoli, Al Khums dan Sirte.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar